Ia bukan puisi yang baik, namun cukup memberi inspirasi untuk terus menulis
Berita Minggu- 17 Jun 2012
puisi
Metafora Sebuah Perkahwinan
Bertamulah
hati bersama akad dan janji
debunga
kasih mengikat diri
menuju
ke jalan yang direstui
memaknakan
sebuah penyatuan
dan fitrah manusiawi
Saat
ijab kabul kita lunasi
tanpa
kita sedari
ada
air mata jernih yang berkolam
lalu
mengalir suci
ada
salju yang menyulam perasaan
bersama
jemari diri yang bertaut erat
Ya,
pasti kita akan mengingati detik-detik itu kembali!
Perkahwinan
ia
adalah penyatuan hati
menyulam
warna-warna pelangi kehidupan
kita
tidak lagi sendiri dalam mencorak lukisan diri
Kamar
bujang kita tinggalkan
perkalihan
menjadikan kita tidak keseorangan
mimpi
kita bersatu dalam denyut nadi yang sama
setelah
takdir menemukan cinta kita
Perkahwinan
itu ukirannya kesetiaan
walau
diinjak badai gelombang
pasti
pantai menjadi persinggahan
kukuhlah
ia dengan keimanan
lembutkanlah
ia dari putih pasir
jernihkahlah
ia dari biru laut
nyanyikan
ia dari camar berlayangan
sejukanlah
ia dari bayu yang berpuput mesra
agar
cinta kita kekal untuk selamanya
Baiyazid
Mustaffa,
SMK
Dato’ Mohd Taha, Gemencheh.